Semuanya Telah Berdosa
(Sumber : Buku Renungan Harian "Potret Kasih Allah")
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23).
Di dalam Alkitab Ibrani, TUHAN dengan jelas menunjukkan bahwa Ia telah memilih keturunan Abraham melalui Ishak sebagai umat kesayangan-Nya. Tidak terlalu mengherankan bila kemudian, selama berabad-abad orang Yahudi begitu bangga dengan status istimewanya. Bukan hanya Abraham sebagai leluhur mereka, sahabat Allah, tetapi juga TUHAN, sang Pencipta dan Pemilik alam semesta, telah memilih mereka menjadi umat kesayangan-Nya. Karena kebanggaan pada status kerohanian mereka inilah, Yesus memperingatkan mereka untuk berhenti mengakui Abraham sebagai leluhur mereka apabila mereka tidak bersikap seperti dia, sehingga cocok menjadi keturunannya.
Injil Yesus Kristus yang ditujukan oleh Paulus kepada orang Yahudi dan bukan Yahudi, diharapkannya menimbulkan efek: (1) mengurangi rasa unggul orang Yahudi dalam kerohanian dan (2) mengurangi rasa rendah diri orang bukan Yahudi dalam kerohanian. Ia perlu melakukan hal ini karena dalam keselamatan yang diberikan Allah, tidak ada yang diuntungkan atau dirugikan.
Begitu pula di sini dalam Roma 3, Paulus terus membangun ajarannya bahwa apa yang dicapai oleh manusia bukanlah hasil perbuatan tapi berkat dari Allah. Keuntungan orang Yahudi—yang memperoleh hukum—tentu saja merupakan suatu kenyataan. Allah mengistimewakan orang Yahudi dengan memberikan mereka hukum, yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain. Dan hukum itu memberikan pengetahuan, tapi hanya pengenalan tentang dosa (ay. 20). Itulah cara Paulus mengurangi rasa bangga diri rohani orang Yahudi.
Cara yang digunakannya untuk membangun rasa rendah diri rohani bangsa bukan Yahudi adalah dengan menunjukkan bahwa pengetahuan itu—betapa pun pentingnya—tidak menyelamatkan. Itu hanya menambah tanggung jawab seseorang. Namun begitu, “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak” (ay. 10). Melainkan, “Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (ay. 23). Pengakuan bahwa semua orang telah berdosa (bentuk kalimat past tense) dan kehilangan (bentuk kalimat present tense) kemuliaan Allah hingga ke tingkat sangat rendah. Orang Yahudi dan bukan Yahudi—semuanya sama-sama berada dalam kondisi sulit secara rohani. Namun demikian, “semua” “oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus’ (ay. 24).
Keturunan tidaklah berarti dalam hal kerohanian. Jadi bagaimanakah bila Ellen White berada di puncak pohon silsilah keluargamu? Bagaimanakah jika Anda adalah anak pengkhotbah? Bagaimanakah kalau Anda adalah orang Advent generasi ketiga atau keempat? Menjadi “orang penting” secara rohani tidaklah menyelamatkan kita. Orang-orang “penting” secara rohani itu membutuhkan kasih karunia Allah sama seperti orang-orang “tidak penting.”
Comments
Post a Comment