Pusat Iman


(Sumber : Buku Renungan Harian "Potret Kasih Allah")
“Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya.... Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman” (Roma 1:16, 17).
Di sini Paulus menyatakan inti dari pesan-pesannya kepada orang Kristen di Roma—kabar baik. Allah melalui Yesus telah menyediakan sarana untuk mendamaikan kemanusiaan dan Keilahian. Ketika kita berbicara tentang apa yang telah dilakukan Allah dan maknanya bagi kita, kita harus benar-benar yakin jangan sampai kita membalikkan kabar baik itu menjadi kabar buruk... atau ha- nya menyampaikan sebuah kabar basi yang biasa-biasa saja. Kabar baik membuat hati orang tercekat! Itu membawa kelegaan (aah!) dan juga sukacita (aha!).
Pokok berikutnya yang disampaikan oleh Paulus adalah bahwa kabar baik itu adalah kekuatan. Ada beragam jenis kekuatan—tenaga matahari, tenaga nuklir, tenaga uap, tenaga kuda, dll. Tetapi Injil adalah jenis tenaga yang lain—kuasa Ilahi, yang membuat segala jenis kekuatan lainnya terlihat suram bila dibandingkan.
Akibat dari kuasa ini adalah keselamatan—keselamatan orang percaya. Paulus menggunakan bentuk kata Yunani present active participle, artinya ia merujuk pada orang-orang yang sedang percaya—mereka yangterus-menerus percaya. Percaya bukanlah sesuatu yang dialami satu kali kemudian dilupakan. Itu adalah sebuah gaya hidup yang di dalamnya terkandung iman kepada Allah... selalu. Tapi iman bukanlah sebuah perbuatan yang menghasilkan keselamat- an. “Bukan iman manusia yang memberi kekuatan kepada Injil.... Kuasa Injillah yang memungkinkan manusia untuk percaya” (Anders Nygren, Commentary on Romans, hlm. 71).
Melalui keselamatan itu, kebenaran Allah terungkap—bukan kebenaran kita, tapi milik-Nya. Kebenaran—tindakan lurus—Allah menjelma dalam keselamatan. Ia menyediakannya bagi mereka yang tetap percaya kepada-Nya. Keselamatan itu berdasarkan hubungan—bukan hukum atau perbuatan. Kata “keselamatan” menggambarkan pengalaman kita di dalam kebenaran Allah.
Kebenaran Allah “bertolak dari iman dan memimpin kepada iman.” Di satu sisi, kata-kata Paulus dapat berarti bahwa iman itu (1) sarana untuk menikmati keselamatan dan (2) tujuan tertinggi. Di sisi lain, ungkapan “dari iman kepada iman” di sini dalam Roma 1:17 dapat berarti sama dengan yang ada di 2 Korintus 3:18—melewati satu tingkat menuju tingkatan yang lebih tinggi. Iman, dengan demikian berkembang menjadi lebih kuat dari iman awal menuju iman yang lebih dalam hingga menjadi gaya hidup.
Apa pun maksud Paulus yang terkandung di dalam pikirannya, tujuannya adalah ini: keselamatan, dari awal hingga akhir, adalah urusan percaya kepada Allah. Keselamatan tidak dimulai dari iman dan berakhir dengan perbuatan. Iman, seperti Yesus sendiri, adalah awal dan akhir dari keselamatan. 

Comments

Popular posts from this blog

Kasih

Semuanya Telah Berdosa

Hukum Tuhan yang ke-5